Kamis, 18 Desember 2014

Title? I still don't think it. I'm just an instinctive person!

Jam sudah menunjukan angka kosong - kosong - kosong - delapan (baca pukul 00:08) ketika saya memutuskan untuk menggoreskan pena ini, ehm... maksud saya alunan kata di dunia digital ini. Hahaha...

Malam ini ada begitu banyak hal yang harus di selesaikan, mulai dari revisi skripsi, format atau desain angket / kuesioner, kisi - kisi mid semester dan ujian akhir semester yang sudah berlalu, juga laporan - laporan lain yang masih harus dibuat dan di koreksi. Namun entah karena sudah jenuh atau bosan dengan pekerjaan yang ada atau justru karena baru menemukan kemampuan untuk menikmati apa yang ada di sekitar, saya menemukan bahwa daya juang dan juga fokus ini tidaklah sebaik tiga atau empat tahun lalu.


Mungkin sebagian dari anda pembaca yang juga teman SMA atau perkuliahan di semester awal masih ingat betapa workaholic-nya seorang Varian. Maksud saya, saya ini adalah kupu - kupu di awal - awal perkuliahan bukan? Kuliah pulang, kuliah pulang (disingkat kupu - kupu) walau sebetulnya saya tidak pulang ke rumah melainkan ke sesuatu tempat yang menurut saya lebih pantas disebut rumah (entah karena suasananya atau karena saat itu saya mulai merasakan sesuatu? Ya siapa yang tahu?). Namun sekarang? Well i could say, that i'm right now is such a good example of how can man turn to such a couch potato in 2 or 3 years (Well, saya bisa mengatakan bahwa sekarang saya adalah contoh terbaik bagaimana seorang manusia bisa berubah menjadi manusia pemalas dan gendut hanya dalam 2 sampai 3 tahun).

Dan apakah saya bangga dengan itu? Jelas tidak. Kecewa ya, bingung ya, frustasi ya, entah untaian kata apa yang bisa dipakai untuk mendeskrepsikan perasaan saat ini... Yang pasti bukan untuaian kata - kata bodoh seperti "da aku mah apa atuh" atau "sakitnya tuh disini"...

Hasil analisis saya (back to hermit mode) menunjukan bahwa penyebabnya berasal dari dalam diri saya sendiri. Pernah dengar istilah "semakin pintar seseorang semakin dia perlu bertambah bijak"? Buat yang belum pernah, maka sekarang anda mendengarnya. Jujur saya lupa membaca ini dimana, mengingat sudah ada begitu banyak buku mulai dari yang luar biasa positif sampai yang agak gendeng yang pernah saya baca. Namun saya tahu bahwa kata - kata diatas tadi memang benar adanya, karena tanpa kebijaksanaan maka bagaimana seseorang bisa mengimbangi kepandaiannya? Dan sekali lagi hidup ini sudah menjadi contoh yang baik sekali...

Kepandaian yang entah saya peroleh dari membaca, belajar, pengalaman ataupun dari sumber - sumber lainnya akhir - akhir ini sulit untuk diimbangi oleh kebijaksanaan atau judgment dalam diri ini. Kepandaian - kepandaian itu disatu sisi membantu dan mendukung saya dalam pekerjaan saya sebagai guru dan HUMAS, saya bisa menemukan sinergi antara persoalan yang ada ataupun menemukan jawaban yang mungkin memberikan jawaban yang mungkin seseorang cari... Namun kepandaian - kepandaian itu juga membuat intuisi dan naluri dalam mengambil keputusan menjadi tumpul, padahal intuisi itulah yang membuat seorang varian adalah varian bukan? hahaha...

Kepandaian yang menumpulkan intuisi itu ibarat pedang yang terlalu sering dipakai memotong sayur dan buah, semakin sering maka semakin tumpul dia. Kepandaian itu membuat saya berpikir lebih banyak daripada dahulu, membuat saya menimbang - nimbang apa yang akan terjadi jika saya mempergunakan option a - option b - option c dan seterusnya lalu jika option ini yang dipilih maka bagaimana persiapan backupnya, semua dipikirikan sampai - sampai pengambilan keputusan pun menjadi lambat bahkan mau marah pun sekarang saya berpikir. Suatu hal yang kadang disesali maupun di syukuri oleh anak buah saya dalam satu waktu bersamaan. hahaha... Pokoknya pola berpikir saya ini memang berada dalam tingkatan yang berbeda, entah dalam artian terlalu tinggi apa terlalu rendah semua bergantung bagaimana orang lain melihat jaring laba - laba rencana yang saya buat ini. hahahaha...

Dan kembali ke kasus awal yang menjadi inti tulisan ini, sekarang mungkin anda dan saya mulai paham bahwa ternyata ini yang menjadi permasalahan. Apakah hanya ini? Ternyata tidak saudara - saudara. Analisis hermit ini kembali menunjukan bahwa saya terlalu percaya dengan kemampuan badan ini sementara badan ini sudah tidak sanggup menahan beratnya masa - masa workaholic yang pernah dilakukan tahun - tahun sebelumnya. Jika dulu demi menyeimbangkan tugas kuliah dan keinginan saya membantu di OSIS saya sering begadang, maka sekarang itu sulit sekali dilakukan. Jangankan begadang, mempertahankan kesadaran di jam - jam tertentu saja sudah sulit sekarang, entah karena rasa sakit di dada ataupun di kepala.. Hebatnya, hasil EKG - tes kolestrol - maupun tes - tes lainnya menunjukan hasil yang baik, hanya kalau menurut pendapat tertentu saya kekurangan kalsium? Suatu hal yang sangat saya tertawakan...

Jadi mari kita akhiri tulisan ini karena jam kembali sudah menunjukan angka kosong - kosong - empat - kosong atau dibaca 00:40. Sebagai seorang yang bertindak dengan naluri (seperti halnya saat mengendarai sepeda motor), saya perlu berhenti atau mengurangi pertimbangan - pertimbangan yang akan di ambil. Kenapa? karena sama seperti saat kamu naik kendaraan bermotor dan mau menyalip kendaraan yang ada di depan kamu. satu - satunya pikiran yang perlu kamu pikirkan adalah apakah kamu punya kemampuan untuk menyalipnya? maka sekarang kita balik. Dalam kehidupan sehari - hari juga apakah kamu punya kemampuan untuk mengerjakan? Jika ya, ambil. Jika tidak, jangan. Lebih baik di cap jahat dan tidak peduli daripada kamu menawarkan bantuan sementara kamu sendiri masih perlu mengerjakan yang lain. Kedua, imbangi hidup dengan makan dan olah raga yang cukup. Terakhir, kematian atau hal - hal buruk pasti akan terjadi, jadi berhenti mengkhawatirkannya. Tinggal seperti kata bokap sepanjang masa dan waktu, "Hidup itu ibarat roda, ada saatnya kamu diatas dan ada saatnya kamu di bawah. Tinggal seberapa lama kamu bisa bertahan di atas dan seberapa cepat kamu mengembalikan roda ke atas, karena semakin lama kamu diatas maka semakin banyak orang yang ingin kamu turun dan semakin lama kamu dibawah maka semakin bahagia orang lain, jadi cepatlah kembali ke atas."

Well, mungkin cukup sekian tulisan orang stress, galau, atau gila mungkin yang bisa dibagikan saat ini. Selamat malam dan God Speed.

Tidak ada komentar: